sabilulmunjiat21.com

Kekuasaan Sepenuhnya Yang Berhak Hanya Allah Dalam Kehidupaan in, maka kita tidak perlu sombong terhadap orang lain
/div>

Kamis, 28 Maret 2013

MENUJU SALAH SATU PILIHAN


SABILUL MUNJIAT
Sekretariat : Jl. Masjid Darul Ulum Rt.01 / Rw. 01 Kadu  Curug  Tangerang  B A N T E N    Phone : 021 92653105 

Bagian 1 : MENUJU SALAH SATU PILIHAN
Bismillahirrahmaanirrahim.

I.  KERANGKA DASAR PEMIKIRAN

           

Manusia perlu menyadari bahwa dirinya sebagai makhluk yang dicipta, atas dasar sebagai makhluk maka muncul konsekuensi-konsekuensi logisnya. Sebagai postulatnya, jika ada makhluk berarti ada yang mencipta atau khalik, disadari atau tidak disadari, diakui atau tidak, diyakini atau tidak diyakini, itu adalah satu pradigma yang  konsisten. Realitas empiriknya makhluk akan membutuhkan kepada yang lain baik sebagai kelengkapan subordinasi atau sebagai kebutuhan sistemiknya. Jika kesadaran ini sempurna, maka sebagai konklusinya adalah ada tiga sistem kehidupan yang konsisten yakni khalik, manusia, dan ciptaan lain yang sejenis diri manusia itu lagi atau yang tidak sejenis. Secara realistis manusia harus mengetahui adanya wujud Allah, adanya wujud dirinya,  dan adanya ciptaan selain dirinya.
Hanya tiga unsur dominan dalam diri manusia; Aqal fikiran, rasa perasaan dan yaqin keyakinan. Aqal memiliki hukum dan aturan main secara logik dan sistematis, sedangkan perasaan pun demikian karena tempatnya yang amat sensitif, maka perasaan memerlukan perlindungan dan aturan-aturan yang memerankannya. Terlebih lagi keyakinan, satu sisi keyakinan secara umum disimpulkan banyak orang berada dihati, tetapi sisi lain bahwa keyakinan menempati seluruh ajnihah dan dimiliki oleh seluruh unsur dan seluruh bagian-bagian dari elemen-elemen tubuh manusia secara menyeluruh. Sungguh tiga faktor diatas telah banyak terabaikan baik dalam kesadaran ilmiah ataupun dalam kesadaran pengertian dan pengetahuan manusia itu sendiri sebagai pemilik dari tiga unsur itu.
            Tubuh manusia pula memiliki hakikat antagonis yang spektakuler; yakni ada bagian tubuh yang menjadi kainat pragmatis dalam “logika bahasa sabilul munjiat” disebut sirrul jalil,  ada pula yang memiliki kainat analitis atau “syadidul qadiir”, serta ada bagian dari sistem tubuh yang memiliki kainat filosofis atau “amru bainal kafanun”. Tiga hakikat ini hampir tidak pernah bisa disimpulkan oleh banyak orang, akhirnya kita tidak banyak mengenali diri sendiri, bahkan manusia tidak dapat menelaah dan menganalisa dirinya, padahal demikian itu membawa manusia semakian jauh dari hakikat dirinya, maka hukum selanjutnya bagi  manusia akan semakin jauh dari kehidupan dan kesuksesan.
            Mencapai kehidupan sejahtera lahir bathin adalah sebagai target dari kehidupan, padahal itu bisa diperoleh secara maksimal jika disadari, difahami dan dihayati oleh seluruh pengetahuan dan ilmu serta keyakinan kepada adanya kehidupan yang disangga oleh tujuh hari, diproses oleh mustaqar dan mustajarnya dua pergantian yakni siang dan malam. Terisinya siang malam karena adanya waktu yang memenuhi perputaran bumi yaitu adanya waktu dalam 24 jam. Sedangkan adanya waktu 24 jam tidak bisa lepas dari empat arah dan empat unsur kehidupan, karena kehidupan ini berada dalam keterbatasan ruang dan keterbatasan waktu.  Empat arah kehidupan bisa dijelajah oleh manusia untuk menjadi kholifah dan mengarungi kehidupan diseluruh afaq karena adanya langkah dan perhitungan-perhitungan, karena dengan langkah dan perhitungan itu manusia memilki mimpi dan cita-cita serta menyusun rencana-rencana dan target-target. Semua bisa terealisir jika manusia memiliki tekad yang bulat penuh keyakinan dan keikhlasan serta ketawakalan, dalam proses inilah segudang ilmu dan pengetahuan serta pengalaman bersinergi masuk dalam sistem-sistem serta jaringan-jaringan sel batok otak kepala, bersamaan dengan itu manusia membutuhkan kekuatan energi yang optimal mandiri dan bersih dari interfensi negatif agar manusia tetap positif thinking dan tidak apatis serta tidak mudah pragmatis dan prustasi.  Disinilah mulai perlunya segudang pengetahuan dan teori-teori agar manusia bisa mencetak mentalitas pribadinya.
            Semua realitas empirik itu adalah bagian dari cakupan kainat dari sunnatullah, baik kainat mumkinan atau gairu mumkinan, sedangkan kainat itu adalah  bagian dari titisan atau personifikasi ke Maha Esaan Allah dalam kalam qauliyah atau kalam kauniyahNya.
            Dalam tataran filosofis-teologik jelas adanya totalitas yang rasional bagi hukum logika (dalam bahasa ahli mantiq disebut israq), bahwa bumi ini dipenuhi ruh kehidupan baik secara dzahir ataupun batin. Seluruh unsur kehidupan dibumi ini memiliki dan bahkan berpluktuasi secara alamiah dan riil dengan unsur-unsur ruhani. Apapun yang ada dan terjadi amat simplipikan dengan suatu energi hebat diluar pencandraan aqal manusia. Untuk memahaminya manusia hanya bisa mensederhanakan aqal fikirannya dengan paradigma-paradigma untuk  memunculkan analisa-analisa dan hepotesa serta  teri-teori. Wajar kemudian bagi manusia untuk berlomba mengembangkan kekuatan energi dirinya dengan meningkatkan sir jasmaninya menjadi sir ruhani untuk sampai kepada sir rubbani. Upaya itu dilakukan manusia dengan menggodok dan melipat gandakan energi ruhani dengan memulai memahami apa yang ada dalam diri manusia itu, mulai dari upaya untuk memahami ruh jasadi, ruh kasyfi dan idhofi. Ahirnya suatu alternatif bagi manusia untuk memenangkan pertarungan kehidupan mencapai kata sederhana yakni kesuksesan, atau kekhalifahan dibumi, atau apapun istilahnya, manusia tetap harus memulai segala pertaruhannya dalam kehidupan ini dengan segala daya upaya memulianya  dari dirinya sendiri.
            Kesadaran yang cukup normatif, bahwa kehidupan ini sudah terpragmentasi kepada sistem-sistem, atau bahkan dipragmentasi oleh suatu sistem yang lebih besar dan dominan. Bahkan kehidupan ini sudah terstruktur penuh dengan lapisan-lapisan subordinat, baik struktur-struktur dan lapisan itu ada karena secara alamiah atau karena diciptakan oleh suatu kedaulatan. Kedaulatan itulah yang melahirkan konstitusi dan disitulah disusun aturan-aturan yang secara kolektif-suprematif, atau mayoritas-kolektif, atau secara legal-normatif atau apapun istilahnya menciptakan tatanan-tatanan secara konstitusional menjadi legal. Dalam kenyataan proses inilah segala kepentingan terus melakukan bergaining dengan ribuan pola dan kepentingan.
Seluruh proses transformasi sosial politik, sosial ekonomi dan kebudayaan itu walaupun pada awal mulanya semua proses itu dilakukan karena atas dasar dan pertimbangan kebhinekaan yang esensinya adalah heterogenitas multipluralis yang harus diselamatkan, bahkan pertimbangannya adalah komparasi keseimbangan koopratis dengan esensi musyawarah. Bahkan lebih dari itu, yakni mengedepankan supremasi hukum yang esensinya adalah kedaulatan, tetapi tetap semua tidak bisa lepas dari kemurnian, kebersihan dan kemerdekaan personal dari  jiwa setiap pelakunya secara utuh dan mutlak. Karena semua itu adalah satu sisi dari pola kehidupan yang dinamis, maka kita tetap harus berada digaris seimbang sifat dasar manusiawi untuk tetap husnuddzon kepada kehidupan ini dengan segala konsekuensinya. Disinilah agama mulai berperan, memberikan sumbangsih dengan segala kekuatan ilahiyah kewahyuanNya berupa prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran serta dogma-dogma, agar manusia tetap berada dalam norma-norma yang membimbing kehidupan untuk sampai pada cita-cita hidup bahagia sejahtera.
Seluruh gambaran sederhana diatas, telah memberikan sumbangsih pemikiran yang amat mendalam bahkan melelahkan sehingga hampir seluruh proses waktu hingga kini Desember 2011 / Muharram 1433 H, walaupun atas dasar keterbatasan dan kesederhanaan tetap bekerja keras dengan ikhlas untuk menganalisa bagian-bagian yang dapat dicandra agar bisa berkarya dengan memberikan sumbangsih sekecil apapun kepada proses kehidupan ini, baik  dari sudut manapun atau dari bagian manapun, karena memang kehidupan ini amat komplek.
Atas dasar kesederhanaan, kesadaran yang utuh, kemandirian yang relatif, SABILUL MUNJIAT  sebagai  LEMBAGA SOSIAL KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN, sekecil apapun dan dari sudut manapun ingin memberikan sumbangsih baik secara analisa intelektualiatas, atau pengembangan kekaryaan dan kemandiirian ekonomi serta pengembangan sosio-kultural.
Dengan prinsif refitalitas kebangsaan, atas dasar kebhinekaan dalam satu kesatuan, dilandasi untuk saling tolong menolong dalam kebajikan dan atas dasar keseimbangan  dan istiqomah, dengan penuh kesadaran akan kehidupan yang heterogen dan komplek, maka sabilul munjiat menetapkan isu atau upaya membuat opini publik untuk berupaya mencapai PRIBADI yang sukses sejahtera dengan mandiri melalui “proses pemerdekaan diri”.
Semoga sekecil apapun peran yang ingin diberikan, tidak merusak tatanan sosio-politik dan tatanan sosio-kultural serta sosio-religius yang telah ada secara rapih dan benar. Tidak pula berlawanan dan merusak i’tikad dari agama rahmatan lil ‘alamin, baik dengan qur’an, hadits, ijma Ulama salaf dan khalaf, qiyas dan istihsan. Sekecil apapun peran itu harus tetap berada dalam landasan Falsafah Pancasila, berada dibawah norma-norma pundamental UUD 1945.
Semoga semua menjadi pernyataan dan pilihan yang UTUH dan HOLISTIS, selebihnya kita hanya bisa berpasrah kapada Allah yang Maha Pencipta dan Maha Adil akan segala hukumnya. Semoga Allah memberikan keakuatan lahir batin dan memberikan pertolongan agar kehidupan kita tetap berada dalam jalur taufiq hidayahNya, berada dalam syariat Rasul penutup segala nabi. Sungguh tidak ada yang bisa menolong jika Allah tidak memberikan pertolongan dan tidak ada yang bisa memulyakan jika tidak dikehendakiNya. Nasrun minallah wafathun Qarib wabassyiril mu’minin.

II. AL ASHLU WAL ASAS FILHARAKAAT MIN SABIILIL MUNJIAAT (VISI DAN MISI)
A.    V I S I  SABILUL MUNJIAT
1.      Menyangkut 50 aqaid dan segala pembagiannya
2.      Menyangkut keimanan pada Qur’an hadits
3.      Menggali dan berusaha merealisasikan makna keimanan kepada seluruh cakupan qur’an dan hadits,      serta ijma dan qias serta istihsan dan maslahatul umah.
4.      Terus menggali pemahaman dan pengamalan kepada Islam dan syari’atnya.
5.      Menggodok jamaah kepada da’watul Islamiah dengan prinsif ta’aun, ausath, dan musyawarah.
6.      Merealisasikan pengembangan akan etos kerja. Terutama kepada diri sendiri, keluarga dan umat
7.      Memberdayakan pemahaman akan pengetahuan kepada perkara-perkara gaib dan nyata, terutama pencandraan kepada sunnatullah baik secara lafdzi atau maknawi.
8.      Menegakan nilai-nilai standar amaliah ruhani (sabar, ihlas, tawakkal, ridho, dan lain-lain).
9.      Mengupayakan analisa untuk menegakan pola berpikir multi disipliner, atau multi plural, atau multi dimensi dengan kejujuran yang ditegakan pada dasar yang sesungguhnya secara falsafati dengan tetap berpegang kepada teologi hakiki, untuk mencapai keadilan, keberadaban serta kebijakan dengan segala tanggung jawabnya.



 


III. ASAS FALSAFATI DAN YURIDIS-FORMAL


  1. Qur’an – Hadits adalah ruh dari pribadi, karena hakikat kekuatan dan ruh pewahyuannya menjadi suatu kesatuan holistik yang telah menyatu dalam jiwa kepribadian dari Sabilul Munjiat  secara personal.
  2.  Pancasila, mencakup butir-butir, preambul, batang tubuh dan penjelasan
  3. UUD 1945
  4. Ketetapan-ketetapan pemegang mandat kedaulatan rakyat di Lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara.
  5. Seluruh keputusan dan peraturan perundang-undangan serta ketetapan-ketetapan dari struktur pemerintahan RI yang berdaulat secara hirarkis dan koheren disetiap lembaga-lembaga otonom.
  6. Seluruh ‘adah al-muhakkamah yang tidak keluar dan tidak kontradiktif dengan  hukum qath’i dan tidak berlawanan dengna ketentuan legal formal, atau masih kualifikatif secara ‘urf agar tidak memancing kesenjangan SARA  yang relatif sensitif.
  7. Menerima dengan mempertimbangkan seluruh pandangan dan keputusan fatwa dari ijma Ulama terhadap fakta-realitas emfirik dalam cakupan hilafiyah.
  8. Menerima dengan mempertimbangkan keputusan individual dengan hak asasinya yang telah menangkap isyrat kauniyah selama tidak berlawanan dengan hukum aqal dan hukum sir serta hukum dari suatu keyakinan. 

IV. MOTO SABILUL MUNJIAT

A.      Bagaimana sebuah energi dari sebuah sistem bola salju dalam prosesnya dapat bersinergi dengan seluruh aspek kehidupan yang dilaluinya, maka diantara jawabannya adalah tergantung dari ruh yang dihembuskan pada energi sistem itu. Karena pada hakekatnya hanya orang-orang yang pernah berbuat sesuatu yang positif yang boleh berharap, oleh karena itulah : “Seberapa besar kita memberikan perhatian dan sumbangsih positif kepada sebagian atau seluruh asfek kehidupan, maka kehidupan akan memberikan pula balasan sebesar yang kita lakukan”.
B.      Semua akan terasa indah jika kita arungi kehidupan dengan segala fenomenya jika kita berpatokan kepada : “ Bekerja dengan ikhlash dan berkarya”. 
C.       Banyak imajinasi yang dikembangkan dalam berkarya, tetapi hakikat kesejatiannya adalah : “kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain adalah kesejatian”.
D.      Semuaakan terwujud jika kita : “husnudjhon kepad kehidupan ini dan beriktikadlah dengan benar”.


V. PRINSIP PERJUANGAN.

A.      Suci ati suci diri sukma suci jati diri
B.      Keteg ati keteg nadi, keteg karep Maha Suci
C.      Kita harus tahu dan merasakan perasaan seluruh orang, orang lain tidak perlu mengetahui perasaan kita.
D.     Kita tidak boleh menghukumi orang lain, sebelum segala sesuatu yang berhubungan dengaan itu terdapat jelas  yuridisnya secara qoth’i.
E.      Kita Tidak boleh meletakan segala sesuatu kepada prinsif yang nisbi, karena konklusinya  akan menjadi nisbi.  



A.      Kita tidak akan mengidealisasi orang lain menjadi fersonifikasi idealisasi itu, tetapi kita hanya berupaya untuk mencetak orang-orang untuk menjadi dirinya sendiri sesuai dengan hak mustahiqnya (hak musaddiqnya).
B.      Kita berada dalam jalan Ta’awun dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran dengan aturan ihtiath dan tawasut dalam menegakkan hukum rasa perasaan, aqal pikiran dan keyakinan.
C.      Kita harus tetap berada dalam ketetapan jiwa tawadlu, agar prinsif musyawarah mendapat rahmat dan terhindar dari tanazu yang menyebabkan firqah.
D.     Tetap memperhatikan segala sesuatu yang konstitusional, jika pada prinsifnya itu kondusif dan logik untuk membangun kehidupan yang jernih penuh kebahagiaan ruhani dan jasmani.


VI. RUH DAN CITA-CITA PENGABDIAN

            Beriktiqad kepada keSucian dan keEsaan Allah. Mempertahankan syariat Muhammad Rasulullah bersamaan dengan ijma’ mereka para sahabi, tabi’in, para mujtahid,  ulama-ulama salaf dan khalaf, serta memegang istidlal dan istinbath dalam qiyas serta istihsan. Agar dengan itu semua bisa mengurangi kepentingan pribadi, demi kemaslahatan kepentingan sesama dan orang banyak. Semua itu secara hakikat untuk kebahagiaan dan kesejahteraan kehidupan secara umum.
(infiya-u ghiratinnafsiyyah, limaujudi ghiratil insaniyyah, biiqrari syariatin Muhammadiyyah, bi i’tiqadil ilaahiyyatil islaamiyyah,wabittifaaqi ulamaail mujtahidiin salafi wal khaliffah,  lisa’aadatil basyriyyah).

VII. METHODIK-DEDAKTIK PENGABDIAN DAN PERJUANGAN

       Karena kita diperintahkan untuk menjadi kholifah dimuka bumi yang berani menegakkan kesaksian dengan prinsif keseimbangan, maka sistematikanya menjadi :

1.    Musyahadah Mauludah; ( Suatu proses cikal bakal maujud manusia atau kelahirannya ).
2.    Musyahadah akhil balig; ( Proses pancaroba ).
3.    Musyahadah Munakahah; ( Proses pernikahan ).
4.    Musyahadah Arba’ina sanah; ( Proses kehidupan harus menemukan dan menempati keajegan dalam usia 40 tahun).
5.    Musyahadah Ruhil Hulqum; ( Proses menemukan jati diri, bahkan bernostalgia dengan kematian).

Proses itu bisa ditemukan dalam terminologi kehidupan secara riil, tetapi untuk mengisinya dan mempertahankannya harus memnuhi beberapa tangga yakni :

a.      Ibda binafsik ( mulailah apapun yang bisa dilakukan dari diri sendiri )
b.      Iqra kitabaka ( bacalah diri, karena Allah memenuhi seluruh asfek kehidupan yang kita jalani )
c.       Man ‘arrafa nafsahu ‘arrafa rabbhu ( Siapa mengenal dirinya, maka akan menemukan kesuksesan )
d.      Minhusni Islamil mar-i tarkuhu maa laa ya’niihi ( berupaya menghindari perilaku yang tidak bermanfaat untuk diri dan orang lain )
e.      Khairun naas anfa’uhum lin naas ( Sebaik-baik manuisia mereka yang bermanfa’at  untuk orang banyak ).



VIII. SEJARAH SINGKAT SABILUL MUNJIAT

           
            Pada 1994 pribdi memutuskan untuk pulang dari Jawa Timur bersama istri ke Tangerang, dan sebagai awal kegiatan adalah mendirikan sebuah lembaga pendidikan di Kmp. Kadu Ds. Kadu, kemudian merintis usaha melelui Jasperindo sebagai badan usaha yang pribadi dirikan sendiri. Dengan berbagi kendala dan banyaknya permasalahan pribadi yang timbul, hingga tahun 2000 belum ada bukti keberhasilan signifikan yang diperoleh dari semua yang diperjuangkan dan dipertaruhkan.
            Pada 2004, pribadi memutuskan untuk berangkat kedipasena Rawajitu Tulang Bawang Lampung. Dengan segala afresiasi dan kegiatan serta pertaruhan, pribadi memutuskan untuk memulai merumuskan angket penelitian, karena pada tahun yang bersamaan pribadi juga menjadi tutor dan dosen di salah satu Sekolah tinggi di Tangerang, maka TAHUN 2006 terumuslah konsep buku SABILUL MUNJIAT.
            Setelah mendapat restu dari sang maha guru spiritual di pidada (mbah Joyo Wardi : lampung); dan dari Mama Tb. Sakri Ahmad Nurullah dari Babakan Kukun Karawang; pribadi memberanikan diri meminta restu kepada AL-magfurlah Mbah  Yai Sansuri Badawi di Tebuireng, yang selanjutnya atas hasil ritualitasnya ditambahlah judul buku itu menjadi “SABILUL MUNJIAT : JALAN MENUJU PEMERDEKAAN DIRI. Yang kemudian dilounchingkan di PP. Darul ‘Ulum Kadu pada Juni 2006 / jumadil Ula 1427 H. Bersamaan dengan tasyakuran 40 harinya kelahiran putra ke3  (Tanu Hasyim ).
            Dalam pidato sambutan pembuka bedah buku, pribadi menyatakan, “...pada malam ini bersamaan dengan lounchingnya buku ini, maka dinyatakan berdiri pula majlis zikir Sabilul Munjiat yang kegiatannya akan dilakukan setiap malam jum’at...”. 
            Untuk terus mensosialisasikan buku ini, pribadi telah melakukan seminar-seminar dan hoom shering disetiap tempat, hingga pribadi memutuskan untuk ujlah keluar daerah yaitu ke Karawang pada tahun 2007 – 2009. Untuk menyelamatkan kegiatan majlis zikir selama pribadi tinggal, maka kegiatan Majlis zikir dipindahkan ke tempat kediaman Bpk Us. M. Suharli Al-makki, S.pdi.  Sampe detik ini kegiatan zikir mingguan itu tidak terputus sejak didirikan, insya Allah hingga ahir zaman.
            Tidak terasa dalam proses tausiah dan zikiran itu, telah terbentuk pola laku dan pola sikap versi Sabiul munjiat yang menancap dalam mentaliats jamaah, walaupunn tidak secara menyeluruh dan terjadi hanya pada sebagian dari  jamaah saja. Keniscayaan inilah kemudian telah membentuk lapisan-lapisan strukturil yang mulanya terbentuk dengan sendirinya, dan kemudian dilegalisasi oleh pribadi ditempatkan pada peran masing-masing jamaah secara proforsional, penempatan peran secara sah dalam sebuah lembaga yang akan dideklarasikan oleh pendiri pada acara deklarasi januari 2012. Penelaahan dan pertimbangan itu telah dilakukan oleh pribadi sebagai pendiri  semenjak kepulangan pribadi ke kadu pada sekitar november 2009.
            Walaupun bermula hanya dari sebuah majlis zikir, yang telah memiliki cabang kurang lebih berada di 41 kota dan Kabupaten; Dengan segenap daya upaya yang penuh rintangan, diupayakan untuk terciptanya Lembaga Sabilul Munjiat secara legal-formal, pada ahirnya akan dinyatakan dan diputuskan serta dideklarasikan lembaga ini secara menyeluruh termasuk peran dan fungsinya, orientasi dan dasar falsafatinya, termasuk tujuan dan cita-cita pengembangannya,  insya Allah AKAN DIDEKLARASIKAN pada waktu yang telah ditentukan.
            Adapun penafsiran dari nama (SABILUL MUNJIAT), dan alasan-alasan ruhaniah yang melingkupi kekuatan dari Sabilul Munjiat dan jamaahnya, serta muatan dakwah dari cita-cita luhurnya, termasuk pola pilihan metodik pengembangan sosialnya, secara tersendiri dibahas dalam krangka disiplin ilmiah pada sebuah buku “ Sabilul Munjiat : Jalan menuju Pemerdekaan diri”. 


IX.   PROYEKSI :  SEBUAH ANGAN DAN CITA

            Amat disadari sepenuhnya, bahwa peancetakan kader masa depan bangsa tertitik totolak dalam pendidikan dengan kurikulum sebagai ruhnya, terlepas dari pendidikan formal atau nonformal. Karena ruh lembaga pendidikan adalah kurikulum, maka seca imajiner kita harus membangun krangka falsafati dari setiap disiplin ilmu, yaitu krangka falsafati secara logik yang bermuatan ruhani yang bersih dan mandiri, agar terciptanya masa depan yang sejahtera.
            Karena pada hekekatnya, yang menjamin masa depan bangsa adalah putera-puteri bangsa pengisi perjuangan pembangunan bangsa ini. Karena titik tolaknya adalah personaliti sebagai subyek pembangunan, maka arahan kepada pembangunan dan pembinaan mentalitas insan yang handal, mandiri dan bertanggung jawab haruslah pula mendapat perhatian dan prioritas. Walaupun ada banyak faktor yang melingkupi dan mempengaruhi itu, paling tidak kita harus berupaya menyederhanakan fakta-fakta dari fenomena-fenomena itu kemudian diuji faliditasnya secara koheren dan dibentuklah teori-teori multi disipliner yang proporsional. Karena hakekatnya manusia harus menjadi dirinya sendiri, berkarya dengan segala kemampuan energi dirinya, dan bekerja sesuai dengan hak-mushoddiqnya ( konsistensi fure skill ).
            Atas dasar itulah selain lembaga formal profesional dan proporsional yang konsisten, Sabilul Munjiat sebagai LEMBAGA PENDIDIKAN, SOSIAL DAN RELIGIUS; disamping bergerak dalam pendidikan formal; pula bergerak dalam bidang sosial dan MAJLIS ZIKIR ( sebagai wadah penggodokan ruhani ), bergerak pula  dalam padepokan pembinaan mentalitas immateriil;  disamping itu pula , SABILUL MUNJIAT MEMOTORI DAN MENGEMBANGKAN  KONSEP  PESANTREN  BUDAYA  ( yang segala aturan pendidikan penggemblengannya bertumpu kepada mentalitas yang MERDEKA ( mandiri dan bertanggung jawab ).

 SEKILAS TENTANG PENDIRI

N a m a                :   Ahmad Yani, SH
Tmpt. Tgl. Lahir  :  Tangerang, 26 April 1971
Pend. Trakhir      :  Fak.Hukum (tata negara) UNDAR  Jombang JATIM
Buah pena           :  1. Sabilul Munjiat : jln menuju pemerdekaan diri ,                                       2006,
                                        Tangerang, Panca Karya

                         2. Sungguh dalam genggamanku, 2007, Jasprindom pers, 
                                      Tangerang (kalangan sendiri)
                         Tangerang                                                                 
  3. Amma : Mutiara yang hilang; Jasprindo pres, 2008, (Kalangan sendiri).
Karya dalam proses          :  1. Ruhaniah liqalbil qur’an : lil istinbath wal istidlal liharakatin nafsiyyah
     2.  Refitalitas Kebangsaan : kajian ulang atas krangka dasar falsafati         pembangunan generasi masa depan bangsa.  
A k t i f i t a s                      
  : 1. Pendiri Yayasan Alikhlas Kadu Curung Tangerang : 199
     2.  Penggagas jam’iyyah Ulama muktabaroh; Karawang : 2008 
     3.  Deklarator dan pendiri Sabilul Munjiat;  Tangerang ; 2006 (pelembagaanYayasan:2011). Sekaligus pada tahun 2006 sebagai               pendiri majlis Zikir Sabilul Munjiat.
                                                  4.  Penggagas dan penanggung jawab Padepokan dan Pesantren Kebuda
                                                      yaan Sabilul Munjiat : Tangerang, 2010
                                                  5.  Direktur CV. Jasprindo : 1995 – 2011
                                                  6.  Auner  PT.  Firasindo 1999 – 2011
Pengalaman Organisasi     : 1.  Ketua Komplek M. Mahasiswa PP. Tebuireng  1987 – 1988
                                                      2.  Wk Ketua HISPA PP. Tebuireng 2 periode : 1990 – 1992
                                                      3.  Koord. Pendidikan CPIDB  PP. Tebuireng  : 1991
                                                      4.  Ketua Senat Mahasiswa Fak. Hukum Undar 1991-1993
                                                      5.  Pernah aktif  PARPOL di PPP : 1997 (sampai di DPC)
K e l u a r a g a                     : 1.  Ibu Kandung : Hj. Husnah ( Kadu curug Tangerang)
                                                      2.  Bpk Kandung : H. Narbi (kadu Curug Tangerang)
                                                      3.  Putra k-3 dari 7 bersaudara
                                          4.  Istri  : Dwi Dzurriatun, S.Psi.  (bt. H. Hamdan / Hj. Solihah : lamongan)
                                                      5.  Putra 
                                                     1. Birruni pasha : 1995 (/i)
                                                     2. M. Asy-ari Badawi : 2000 (/a)
                                                     3. Tanu Hayim : 2006 (/a)  
                                                     6.  Istri  : Siti Rahma (bt. Akong /awi;  Status cerai 2010 : karawang
                                                           Putra 1 : Wisnu Wisesa : 2010 (/a)                     
Tambahan                        : 1.  Aktif dalam penulisan karya Ilmiah
      2. Aktif dalam seminar-seminar nasional baik sebagai peserta atau               sebagai pemakalah.
  3.  Pernah menjadi tutor, asisten dosen dan sebagai dosen di salah satu    universitas dan sekolah tinggi : 2003-2004
4.  Di temapt kelahiran pernah menjadi ketua Ikatan Remaja Masjid     IRSYAD Darul ‘Ulum : 1993 – 1995.
5.  Pendiri kajian ilmiah UFUQ : Tebuireng
6.  Penggagas Majalah tabloid Pledoi : UNDAR : 1992
7.  Tim formatur Ikatan Mahasiswa Tangerang, Jakarta, Bekasi : Jombang : 1991
8.  Penggagas Forum Komunikasi Mahasiswa Tangerang : Jombang : 1993
K i n i                                     : Hanya sebagai hamba Allah Yang faqir, Al-Raaji ila rahmatil Jalil

 



                   1,                 ( Judul Buku : SABILUL MUNJIAT : jalan menuju pemerdekaan diri )
Sabilul Muniat : Jalan menuju Pemerdekaan diri; Hujjah dari judul buku ini ada dalam penjelasan yang dikemukakan penulis. Sebenarnya saya (penulis) tidak ingin mengemukakan apapun yang ada dibenak saya,  tetapi membuat saya TBC dan gila. Ahirnya semua saya katakan, walaupun diri saya terpuruk dan menjadi umbal-umbal.
Kini saya re-inkar nasi lalu mengganti ruh saya dengan ketulusan dan keikhlasan dalam berkarya, imajinasi ini menuntut tumbal waktu dan muru’ah. Karena ketulusan dan keikhlasasn ternyata amat mudah dan sederhana, maka saya memilih kemudahan dan kesederhanaan itu dalam tanajjul-taraqqi.
Dulu Saya mengkambing hitamkan Tuhan saya, ternyata kambing hitam itu diri saya sendiri. Maka saya merubah kambing hitam itu menjadi  Ihsan kepadaNya, karena sesungguhnya saya adalah manusia hina yang tolol dan bodoh. ( Penulis )

                           2 ,                                                 (  Judul buku :   AMMA : Mutiara yang hilang )
Sawang sinawang... Amat Subyektif. Tergantung sudut pandang dan situasi. Tetapi jangan lupa !... tetap saja “Benar adalah benar” dan “salah adalah salah”, sedang diantara keduanya itu semu.
Tidak kah kehidupan ini telah mengisi seluruh ruang dan waktu walaupun amat terbatas dan relatif !....  Sedangkan aqal fikiran bergulat dalam proses kehidupan semu..... kemudian nurani pula bertempur dalam kesemuan itu !....
Obyek tunggalnya tetap saja adalah “DUN-YA”, walaupun tidak semua orang berperang dan bergumul dengan itu, tetapi amat sedikit orangnya,  bahkan bisa dihitung jari....  sedang yang lainnya,  akupun tidak tahu.... (penulis)


                      3,                                    ( Judul buku  : SUNGGUH DALAM GENGGAMANKU )
              
  Bersama kalian wahai para malaikat dan para arwah solihin, dengan sir kalian pula, dengan karomah kalian pula, dengan derajat terindah kalian di Al-mala’ .
                Bawalah terbang du’a hamba yang hina ini, dari segenap sungsum balung  ajnihah al-mutamarridah, dan semayamkanlah dalam  ruh mustaqar dan mustajarnya alam, lalu kembalikanlah du’a dari sianak bodoh ini.... kembalikanlah.... kembalikan dan sebarkan untuk keluarga dan putera-puteri pilihan, untuk jama’ah dan umat seluruh alam, serta  bagilah untuk mereka seluruh mahluk  ciptaan.... catatlah Wahai Jalla Jalaalu-hu ini adalah hidup dan matiku demi darah mengalir dalam diri......
                “Sirru-Kum fi sirrii, wa jahru-Kum fii Jahrii, wa kaunu-Kum fii niyyatii, wa wujuudu-Kum fii wujuudi, Subhanallah... Allahu Akbar... Sir  Al-Jalil, Syadiid Al-Qadiir, Yaa Amru bainal Kaffaanuun.... Subbuhun.. Kuddusun.. Rabbunaa.. warabbul Malaaikati Warruh... (penulis).




                                               
 “Sabilul Munjiat : Jalan menuju pemerdekaan diri”.  Juni 2006
Lounching book










Hoom shering dan diskusi bersama tentang “Sabillul Munjiat “. : 2009
 















Pemotongan sapi untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar  : Kadu, Nov. 2011 /     julhijjah 1432
 









 
Dzikir dan Istigosah akbar bersama masayarak desa Kadu dan undangan dari berbagai wilayah :  8
Julhijjah 14332/ Nov. 2011












Tidak ada komentar: